Sebagian besar investor merasa nyaman berinvestasi di properti
residensial karena mereka sudah familiar dengannya. Sebagian besar dari kita
telah menyewa properti, dan sebagian dari kita telah membeli rumah atau unit
apartemen, dan memahami apa yang dibutuhkan oleh pengalaman itu. Properti
komersial, di sisi lain, sedikit lebih misterius, tetapi merupakan pilihan
investasi yang semakin valid bagi pembeli di Indonesia.
Berikut ini Ray White Kebayoran Senopati berikan faktor utama yang perlu
dipertimbangkan untuk Anda yang akan memilih berinvestasi di properti
komersial.
Jenis
Properti komersial hadir dalam tiga bentuk utama, kantor, ritel, dan
industri.
Pengembalian Investasi
Investasi properti residensial memiliki risiko yang relatif rendah dan
akibatnya, pengembalian investasi yang rendah. Properti komersial memiliki
pengembalian investasi yang lebih tinggi, tetapi ini memiliki risiko yang lebih
tinggi.
Risiko
Risiko yang lebih tinggi datang dalam bentuk tingkat kekosongan yang
lebih tinggi. Mari kita gunakan contoh gudang. Butuh beberapa saat untuk
menemukan penyewa baru untuk gudang tersebut, berbulan-bulan dan mungkin lebih
dari setahun. Sebaliknya, menemukan penyewa baru untuk properti hunian Anda
mungkin hanya membutuhkan waktu berminggu-minggu. Selain itu, jika satu-satunya
penyewa properti komersial Anda harus tutup bisnis karena kondisi ekonomi yang
sulit, Anda juga akan menghadapi masa-masa sulit. Di sisi lain, properti residensial
dapat bertahan jika dikaitkan dengan faktor ekonomi dalam jangka panjang.
Durasi Sewa
Sewa tempat tinggal cenderung selama enam atau 12 bulan. Namun, sewa
properti komersial umumnya untuk jangka waktu yang lebih lama. Tidak jarang
memiliki sewa untuk periode lima tahun pertama, dengan opsi untuk memperbarui
selama lima tahun lagi.
Kualitas Penyewa
Penyewa jelas merupakan bagian penting dari investasi properti Anda. Di
properti komersial, pemerintah atau perusahaan besar dianggap sebagai penyewa yang
paling dicari. Mereka cenderung menyewa properti Anda untuk jangka waktu yang
lama dan jarang gagal membayar sewa.
Harga yang Mahal
Membeli properti komersial seringkali jauh lebih mahal daripada membeli
properti residensial. Kantor di Central Business District atau ruang ritel
umumnya merupakan ruang yang paling mahal, karena lokasinya. Properti industri
di pinggiran kota juga bisa mahal karena ukuran properti yang dibeli.
Biaya Perawatan
Meningkatkan properti residensial relatif murah. Pengecatan, penutup
lantai baru, dapur dan kamar mandi bisa menghabiskan biaya mulai dari 100 juta
hingga 300 juta. Namun, merenovasi bangunan komersial bisa jadi mahal. Misalnya,
penambahan AC baru atau meningkatkan bangunan untuk memenuhi standar kesehatan
dan keselamatan baru mungkin menelan biaya cukup besar. Namun, biayanya jarang
ditanggung oleh pemiliknya.
Pengeluaran Lain
Salah satu keuntungan menjadi pemilik properti komersial adalah penyewa
biasanya membayar sebagian besar pengeluaran seperti pajak, asuransi,
perbaikan, dan pemeliharaan. Ini berarti bahwa sebagian besar uang sewa yang diterima
oleh pemilik dapat disimpan tidak seperti situasi properti residensial di mana
pemilik menggunakan uang sewa untuk membayar pajak, pemeliharaan serta
perbaikan.
Semua perincian tentang siapa yang membayar pengeluaran, berapa banyak
sewa yang harus dibayar dan seberapa sering kenaikannya harus diuraikan dalam perjanjian
sewa.
Dokumen Sewa
Ini adalah dokumen paling penting dalam kaitannya dengan properti
komersial. Tidak seperti sewa tempat tinggal yang umumnya merupakan dokumen
standar dan panjangnya sekitar empat halaman, sewa komersial seringkali
panjangnya 50 hingga 60 halaman, bukan dokumen standar dan umumnya membutuhkan
pengacara untuk menyusunnya. Bacalah perjanjian sewa dengan hati-hati dan jika
Anda tidak yakin apa pun, mintalah seorang profesional hukum untuk
menjelaskannya kepada Anda.
Anda menyukai artikel ini atau merasa terbantu? Bagikanlah ini!
Ray White Kebayoran Senopati, Your Property Solutions!
Share